We're Here

Apr 20, 2010

Nenek kepada Ani



Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut doktornya, asmanya sudah semakin teruk hingga perlu dipasangkan salur oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bercakap dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggil seorang Mudhin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik Pak Mudhin berdoa, tiba-tiba muka nenek Ani bertukar warna biru seolah-olah tidak boleh bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada Pak Mudhin.

Sambil terus berdoa Pak Mudhin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana fikirannya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut di depan Ani. Tak lama kemudian nenek Ani meninggal dunia. Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani, Pak Mudhin diundang untuk datang kerumah Ani.

Selesai memimpin doa, Pak Mudhin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum nenek Ani yang belum sempat saya sampaikan, yang saya pasti nasihat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".

Pak Mudhin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :

"Mudhin jangan berdiri di situ...! Jangan pijak saluran oksigen aku..!"










~ cerita ini hanya rekaan semata-mata~
~ tiada kena mengena dengan yang hidup atau yang meninggal dunia~



1 comment:

fatinhidayah said...

hahahahahah....xleh blah si mudhin nii....kalo nenek tu musti dapat bace post ko kann....huahaua...